🌙 Ketika Masjid Menjadi Cahaya di Tengah Kegelapan
Masjid bukan sekadar bangunan. Ia adalah rumah Allah, tempat di mana hati bersujud, doa dipanjatkan, dan iman dipupuk setiap hari. Namun, di pelosok-pelosok negeri ini — dari pedalaman Kalimantan, pegunungan Sumatera, pesisir Nusa Tenggara, hingga pelosok Sulawesi — masih banyak saudara kita yang beribadah di masjid seadanya, bahkan tanpa masjid sama sekali.
Ada yang hanya berlindung di bawah tenda plastik, ada pula yang shalat berjamaah di bangunan kayu rapuh yang nyaris roboh. Suara azan tetap berkumandang, meski pengeras suaranya rusak. Anak-anak belajar mengaji di lantai tanah, guru ngaji menulis huruf hijaiyah di papan lusuh dengan tangan penuh harap.
Di situlah wakaf Anda bisa menjadi cahaya. Cahaya yang menerangi tempat mereka bersujud, cahaya yang menyatukan hati umat dalam ibadah.
Melalui Program Wakaf Masjid, Sarana & Prasarana Ibadah Pelosok Nusantara, Yayasan Indonesia Uluran Tangan berkomitmen membantu membangun, merenovasi, dan melengkapi fasilitas ibadah di daerah-daerah yang masih kekurangan.
Program ini menjadi wujud nyata kepedulian umat untuk menghidupkan rumah Allah di tempat-tempat yang membutuhkan, agar tak ada lagi Muslim yang kehilangan tempat untuk bersujud dan beribadah dengan layak.
🕌 Membangun masjid baru di daerah pelosok, perkampungan, dan kawasan mualaf.
🧱 Merenovasi masjid dan mushola yang sudah rusak atau tidak layak pakai.
💡 Menyediakan sarana ibadah, seperti karpet, pengeras suara, lampu, mukena, Al-Qur’an, dan kipas angin.
🚰 Membantu penyediaan fasilitas penunjang, seperti tempat wudhu, toilet, serta air bersih.
📚 Menjadi pusat kegiatan keagamaan dan pendidikan Islam bagi masyarakat sekitar.
Wakaf adalah amal jariyah — pahala yang tidak akan pernah berhenti mengalir, bahkan setelah kita tiada.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim)
Dan wakaf masjid termasuk sedekah jariyah terbaik, karena setiap kali seseorang shalat, berzikir, atau membaca Al-Qur’an di dalamnya — pahala itu juga mengalir kepada Anda.
Bayangkan, satu bata yang Anda wakafkan hari ini bisa menjadi pondasi surga Anda di akhirat.
Program wakaf ini dijalankan secara transparan dan profesional oleh tim Yayasan Indonesia Uluran Tangan, dengan pendekatan langsung ke masyarakat pelosok yang benar-benar membutuhkan.
💼 Tahapan pelaksanaan program:
Pendataan lokasi masjid dan mushola yang membutuhkan pembangunan atau renovasi.
Pengumpulan dana wakaf dari para donatur dan dermawan.
Pembangunan atau renovasi dilakukan secara bertahap bersama warga setempat agar tercipta rasa memiliki.
Pelaporan dan dokumentasi lengkap setiap tahap pembangunan untuk menjaga kepercayaan wakif (pemberi wakaf).
Dengan sistem ini, setiap rupiah wakaf Anda akan digunakan tepat sasaran dan penuh keberkahan.
Karena masjid bukan hanya tempat ibadah — masjid adalah pusat kehidupan umat Islam. Dari masjid lahir para penghafal Qur’an, tumbuh generasi shalih, dan terjalin ukhuwah antarwarga.
Wakaf masjid berarti Anda:
Menjadi bagian dari setiap sujud dan doa di sana.
Membangun tempat yang akan terus mengajarkan kebaikan.
Meninggalkan jejak pahala yang abadi.
“Siapa yang membangun masjid karena Allah, maka Allah akan membangunkan untuknya rumah di surga.” (HR. Bukhari & Muslim)
Masjid di pelosok negeri sedang menanti uluran tangan kita. Mereka membutuhkan bantuan untuk berdiri kokoh, untuk menjadi tempat di mana suara azan kembali menggema indah.
Dengan wakaf mulai dari Rp 100.000, Anda sudah ikut meletakkan satu batu pahala dalam pembangunan rumah Allah. Anda bisa ikut wakaf bahan bangunan, karpet, pengeras suara, atau sarana ibadah lainnya.
Jangan tunggu nanti. Jadikan hari ini sebagai langkah menuju amal jariyah yang tak terputus. Bersama Yayasan Indonesia Uluran Tangan, mari kita bangun masjid-masjid di pelosok nusantara agar cahaya Islam terus menyala di seluruh penjuru negeri. Setiap wakaf yang Anda titipkan akan menjadi cahaya penerang di dunia dan akhirat.
“Setiap hari warga harus antre panjang hanya untuk mendapatkan sedikit air. Padahal mereka sangat membutuhkan untuk ibadah, khususnya wudhu sebelum shalat,”
