BANTEN, (Ulurtangan.com) – Di Kampung Tauhid, wilayah Baduy, Banten, terdapat 43 Kepala Keluarga muallaf yang dengan penuh haru telah hijrah memeluk Islam. Mereka meninggalkan keyakinan lama dan menapaki jalan Islam dengan segala keterbatasan yang dimiliki. Namun, di tengah semangat hijrah, saat ink mereka menghadapi ujian berat: kesulitan air bersih dan pakaian layak.
Menurut penuturan Ustadz Rijal, pembina warga muallaf Baduy, sebelumnya warga memiliki dua sumur sederhana di lokasi berbeda. Namun, debit air dari kedua sumur tersebut sangat kecil sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan seluruh warga. Qodarullah, pada bulan lalu, salah satu sumur tertimbun longsor. Mesin airnya ikut rusak dan tidak bisa lagi digunakan. Kini, hanya tersisa satu sumur yang masih berfungsi, tetapi debit airnya sangat sedikit. Kondisi ini membuat warga kesulitan untuk berwudhu, mencuci, maupun mandi.
“Setiap hari warga harus antre panjang hanya untuk mendapatkan sedikit air. Padahal mereka sangat membutuhkan untuk ibadah, khususnya wudhu sebelum shalat,” ungkap Ustadz Rijal. Beliau menambahkan, warga sangat berharap adanya bantuan pembangunan sumur baru agar kehidupan mereka bisa lebih layak, terutama dalam menjaga ibadah.
Selain keterbatasan air, para muallaf Baduy juga menghadapi kesulitan dalam hal pakaian. Sehari-hari mereka hanya berkebun dengan penghasilan pas-pasan. Pakaian yang mereka miliki sangat terbatas, hingga sebagian besar tidak memiliki pakaian ganti. Kondisi ini membuat mereka harus mengenakan pakaian yang sama untuk bekerja maupun beribadah.
Untuk menjawab kebutuhan tersebut, Yayasan Indonesia Uluran Tangan menginisiasi program Wakaf Sumur & Sedekah Pakaian. Dana yang dibutuhkan sebesar Rp13.000.000 untuk pengeboran sumur baru, mesin air, dan pipanisasi agar air bisa mengalir merata ke rumah-rumah warga. Selain itu, pakaian layak untuk anak-anak dan dewasa sangat dibutuhkan agar mereka bisa beribadah dengan lebih tenang, khusyuk dan nyaman.
Rasulullah ﷺ bersabda:
أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ سَفْيُ الْمَاءِ
“Sebaik-baik sedekah adalah mengalirkan (menyediakan) air”
(HR. Ibnu Majah)
Setiap tetes air wudhu yang mengalir dari sumur wakaf, setiap pakaian yang dikenakan untuk menunaikan shalat, akan menjadi pahala jariyah yang terus mengalir tanpa henti bagi para donatur.
🗳 Wakaf Sumur dapat disalurkan dengan cara:
Cara Donasi:
Atau transfer ke rekening:
🏦 BSI: 8899771231
🏦 Mandiri: 1670005294060
a/n. Yayasan Indonesia Uluran Tangan
👕 Sedekah Pakaian Layak dapat diantar langsung atau dikirim melalui jasa ekspedisi ke alamat gudang pengelolaan sedekah barang:
📍 An. Sedekah Barangku
Jl. Cipete Raya, Gg Karya Bakti 2, No.101, RT.04/08, Kel. Mustikasari, Kec. Mustikajaya, Kota Bekasi, 17157.
🚐 Khusus wilayah Jabodetabek, sedekah pakaian juga dapat dijemput langsung oleh relawan Sedekah Barangku melalui layanan penjemputan.
Informasi & Konfirmasi
📱 082140004011 / 08128070040
🤲 Mari bersama kita ulurkan tangan, meringankan perjuangan hijrah saudara muallaf Baduy. Sumbangsih sekecil apa pun InsyaAllah akan menjadi cahaya besar bagi mereka, dan menjadi amal jariyah tak terputus bagi kita hingga akhirat. Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamiin.
Wakaf Sumur Mengalirkan Pahala
Mari berlomba-lomba dalam kebaikan dan wakaf. Semoga menjadi pahala yang berlipat-lipat dan terus mengalir tak terbatas umur, seiring banyaknya warga yang memanfaatkan wakaf tersebut untuk ibadah, mengaji dan mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala:
اِذَا مَاتَ ابْنَ ادَمَ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ اِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ اَوْ عِلْمٍ يَنْتَفَعُ بِهِ اَوْ وَلَدِ صَالِحٍ يَدْعُوْلَهُ
“Apabila manusia meninggal dunia, maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga (macam), yaitu: sedekah jariyah (yang mengalir terus), ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya” (HR Muslim).
سَبْعٌ يَجْرِيْ لِلْعَبْدِ أَجْرُهُنَّ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ وَهُوَ فِي قَبْرِهِ : مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا ، أَوْ أَجْرَى نَهْرًا ، أَوْ حَفَرَ بِئْرًا ، أَوَ غَرَسَ نَخْلًا ، أَوْ بَنَى مَسْجِدًا ، أَوْ وَرَثَ مُصْحَفًا ، أَوْ تَرَكَ وَلَدًا يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ
“Ada tujuh amalan yang pahalanya tetap mengalir untuk seorang hamba setelah dia meninggal, padahal dia berada di dalam kuburnya: (1) orang yang mengajarkan ilmu agama, (2) orang yang mengalirkan sungai (yang mati) (3) orang yang membuat sumur, (4) orang yang menanam kurma, (5) orang yang membangun masjid, (6) orang yang memberi mushaf al-Quran, dan (7) orang yang meninggalkan seorang anak yang senantiasa memohonkan ampun untuknya setelah dia wafat.” (HR. al-Bazzar dalam Musnadnya 7289, al-Baihaqi dalam Syuabul Iman 3449, dan yang lainnya. Al-Albani.
“Setiap hari warga harus antre panjang hanya untuk mendapatkan sedikit air. Padahal mereka sangat membutuhkan untuk ibadah, khususnya wudhu sebelum shalat,”
