SRAGEN (ulurtangan.com) – Meski sempat terkendala menghantam batu padas keras saat pengeboran namun Wakaf Sumur Bor di Masjid Al Bayyinah Gunung Sono, Gilirejo, Miri, Sragen bisa rampung tuntas di kedalaman 92 meter. Air yang keluar pun diamini warga sekitar untuk kebutuhan sehari-hari. Ulurtangan, PDUI Komisariat Kota Bekasi & beberapa komunitas yang turut sumbangsih telah menyerahkan kepada Pendakwah disabilitas TPQ Yasmine, Ustadz Jaka Mursanto, Jum’at (5/7/2024). Usai sholat Jum’at, warga dan tokoh masyarakat setempat berkumpul di lokasi Wakaf Sumur Masjid Al Bayyinah, termasuk anak-anak TPQ Yasmine binaan Ustadz Jaka. Dokter Rudolf mewakili semua komunitas mengakadkan serah terima tersebut. Tak luput, penyerahan Wakaf Al Quran juga langsung di terima oleh Ketua RT setempat. Disusul penyerahan buku Iqro’ untuk anak-anak TPQ Yasmine. “Hari ini, Jumat berkah yang dirahmati Allah, sya mewakili PDUI Komisariat kota Bekasi, Yayasan Ulurtangan, dan komunitas lainnya, yang telah men sedekahkan sebagian hartanya untuk pembuatan Sumur dalam di Masjid Al Bayyinah, Gunung Sono, Gilirejo, Miri, Sragen, saya serahkkan kepada Ustadz Jaka untuk diterima, dikelola dan dipergunakan untuk kebutuhan Masjid serta kebermanfaatannya bagi kebutuhan warga sekitar,” ucap Dokter Rudolf dihadapan warga Gunung sono. Alhamdulillah, Ustadz Jaka senang sekali dengan Wakaf Sumur ini, sebab selama pengeboran saja dirinya telah mendapatkan permohonan dari warga untuk bisa mengambil air jika sudah jadi. Bahkan 3 hari setelah Sumur mengeluarkan air, Warga yang sedang menggelar hajatan pun meminta air untuk memasak dari Wakaf Sumur tersebut. “Kami terima Sumur ini, saya mengijinkan kepada warga Gunung sono, siapapun yang merasa membutuhkan air ini, bisa mengambilnya. Tidak usah malu, air ini hasil sedekah para donatur akan bermanfaat jika digunakan banyak warga. Jikalau ingin berinfaq silahkan ke Masjid Al Bayyinah, tidak pun tidak mengapa, tidak usah ragu. InsyaAllah Sumur ini akan memberikan manfaat dan berkah kepada kita semua, amiin,” tutur Ustadz Jaka. Salah satu warga Gunung Sono, mengungkapkan bahwa 5 hari terakhir, bantuan dari Baznas berupa penyaringan air waduk kedung ombo mengalami kerusakan. Otomatis mereka kebingungan mencari air. Jika harus beli, sungguh menjadi harga yang mahal untuk mendatangkan air kiriman yang diperjual belikan. Oleh karenanya, Wakaf Sumur yang sudah mengalir air ini menjadi tumpuan pertama disaat warga kesulitan air. Kami segenap pengurus Yayasan Uluran Tangan Indonesia turut bangga dengan pencapaian keberhasilan pengeboran Sumur di Masjid Al Bayyinah. Semua berkat doa dan dukungan kaum muslimin dan keterlibatan harta para donatur yang di sedekahkan baik atas nama diri sendiri ataupun atas nama orang tuanya yang telah wafat. Semoga air yang terus mengalir menjadi ladang pahala kebaikan, yang kelak akan dipetik diakherat. Hal inilah yang disampaikan Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam dalam sebuah hadis dari An-Nasa’i dan Al-Albani berikut ini: “Wahai Rasulullah, sungguh ibuku telah meninggal dunia, apakah boleh aku bersedekah atas namanya?” Jawab Nabi saw., “Iya, boleh.” Sa’ad bertanya lagi, “Lalu sedekah apa yang paling afdal?” Jawab Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam “Memberi minum air.”