Artikel

6 Sifat Tanda Orang Egois, Salah Satunya Selalu Menyalahkan Orang Lain

Setiap orang memiliki sifat egois, Namun, beberapa orang seringkali tidak pernah merasa bahwa dirinya egois. Selalu merasa bahwa dirinya melakukan sesuatu itu untuk kebaikan dirinya. Padahal, nyatanya seringkali itu menyakiti beberapa pihak. Berikut ini 6 pertanda orang yang bersifat egois: 1. Selalu ingin menjadi satu Orang yang egois selalu ingin dirinya dinomorsatukan. Tidak pernah mau mengalah dan selalu menuntut dirinya untuk diperhatikan. Dimana pun mereka berada, entah teman, saudara, kerabat ataupun rekan kerja. 2. Tidak suka berbagi dan memberi Orang egois selalu menganggap apa yang sudah ia miliki adalah hasil kerja kerasnya, dan tidak ingin berbagi dengan orang lain, apalagi memberi. Kalaupun memberi, pasti ia akan meminta sesuatu yang lebih dari apa yang sudah ia miliki. 3. Tidak mau mendengar pendapat orang lain yang menentang dirinya Orang egois selalu ingin pendapatnya didengarkan, akan tetapi tidak pernah mau mendengarkan pendapat orang lain apalagi yang menentang pendapatnya. Justru jika ada orang lain yang menentang pendapatnya, orang tersebut tidak akan dihormati dan tidak akan dipedulikan. MEskipun, pendapat yang menentang tersebut merupakan pendapat yang baik untuk dirinya. 4. Tidak pernah mau meminta maaf meskipun tahu salah Orang egois seringkali menganggap bahwa segala hal yang ia lakukan adalah benar, dan orang lain yang salah. Sekalipun, ia kedapatan telah melakukan kesalahan, dan ia mengetahui bahwa ia salah. Ia tidak akan mau meminta maaf dikarenakan gengsinya yang tinggi. 5. Tidak suka jika ada yang mengkritik Orang egois saat mendapatkan kritikan, ia tidak mau menerima kritikan tersebut. walaupun, itu kritikan itu adalah yang terbaik untuk dirinya. Namun sebaliknya, ia akan merendahkan orang yang mengkritik dirinya dan tetap berpegang teguh dengan apa yang telah ia lakukan. 6. Selalu menyalahkan orang lain Orang egois selalu menyalahkan orang lain. Dan menganggap yang ia lakukan adalah benar. Jika, ia melakukan suatu kesalahan ia akan melimpahkan kesalahan tersebut kepada orang lain, sehingga dirinya tetap dianggap benar. Itulah enam tanda yang dimiliki oleh orang yang bersifat egois. Namun perlu disadari bahwa sebenarnya, karakter egois itu pasti dimiliki oleh setiap diri kita. Hanyasaja ada seseorang yang egoisnya sangat tinggi, ada juga orang yang hanya egoisnya hanya kepada beberapa hal saja. Apakah sikap egois itu dimiliki oleh kamu? Atau orang terdekat kamu? Jika kamu memiliki salah satu tanda dari sifat egois itu, maka belum terlambat untuk merubahnya menjadi lebih baik. Atau jika ada orang terdekatmu baik teman atau keluarga yang memiliki tanda dari sifat egois itu, coba kamu ingatkan mereka.

Berbuat Baiklah Agar Allah Hilangkan Kesedihan dan Kesulitan

Sahabat, diantara sebab yang dapat menghilangkan duka cita, kesedihan, dan keguncangan adalah berbuat baik kepada seluruh makhluk dengan perkataan dan perbuatan terpuji. Dengannya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menghilangkan duka cita dan kesedihan atas orang yang baik maupun kepada orang jahat sesuai dengan kadar kebaikan yang dilakukannya. Namun bagi orang-orang mukmin ia akan mendapatkan bagian yang lebih sempurna serta berbeda dari yang lain, karena perbuatan baiknya bersandar pada keikhlasan dan mengharap pahala. Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memudahkan baginya untuk berbuat kebaikan kepada orang yang dia harapkan kebaikan untuknya dan Allah akan menghilangkan darinya hal-hal yang tidak disukai, dengan keikhlasan dan pengharapan akan pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: لَا خَيْرَ فِيْ كَثِيْرٍ مِّنْ نَّجْوٰٮهُمْ اِلَّا مَنْ اَمَرَ بِصَدَقَةٍ اَوْ مَعْرُوْفٍ اَوْ اِصْلَا حٍ ۢ بَيْنَ النَّا سِ ۗ وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ ابْتِغَآءَ مَرْضَا تِ اللّٰهِ فَسَوْفَ نُـؤْتِيْهِ اَجْرًا عَظِيْمًا “Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka kecuali pembicaraan rahasia dari orang yang menyuruh (orang) bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Barang siapa berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami akan memberinya pahala yang besar.” (QS. An-Nisa’: 114) Ayat di atas memberitakan bahwa semua perkara kebaikan akan bernilai kebaikan bagi orang-orang yang melakukannya. Dan kebaikan akan membawa kebaikan lainnya, Tak hanya itu kebaikan juga dapat menolak keburukan. Dan seorang mukmin yang melakukan kebaikan dengan mengharap keridhaan-Nya akan diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala pahala atau ganjaran yang besar. Dan termasuk ganjaran terbesar dari Allah adalah hilangnya duka cita, kesedihan, kesulitan dan keguncangan dalam hidup. Sahabat, Marilah kita hiasi hidup ini hanya dengan aktivitas kebaikan dan hal-hal yang bermanfaat bagi diri, keluarga dan masyarakat. Teruslah berbuat baik hingga kita mati dalam keadaan yang baik pula yakni husnul khatimah. Aamiin yaa Rabbal ‘aalamiin.

Dua Hal yang Menyebabkan Pahala Habis Tanpa Disadari

Amal ibadah semestinya harus senantiasa diberikan pondasi yang kuat dan tidak ada pondasi yang kuat untuk amal ibadah kecuali dengan akidah yang benar. Akidah yang benar akan mengurangi pengikisan-pengikisan pahala terhadap amal ibadah tersebut sebagaimana pohon bakau menahan pengikisan yang terjadi oleh air. Kalau kita perhatikan ayat suci Alquran akan menunjukan tentang bagaimana fungsi akidah di dalam amal ibadah. Allh Subhnahu wa Ta’la berfirman di dalam surat Al An’am ayat 88, “Yang demikian itu adalah petunjuk Allah Subhnahu wa Ta’la, yang Allah berikan petunjuk kepada siapa saja yang di kehendakinya.” Kalau seandainya mereka para Nabi ‘alayhisalatu wa salm melakukan kesyirikan maka akan terhapus seluruh apa yang mereka telah amalkan. Lihat disini! Pondasi akidah benar-benar menguatkan amalan tersebut. Amalan tidak akan terhapus (tidak akan terkikis) pahalanya dengan akidah yang benar. Kebalikan dari itu, amalan yang tidak didasari dengan akidah yang benar maka amalan tersebut akan terhapus, amalan tersebut akan terkikis bahkan tidak ada nilainya disisi Allh Subhnahu wa Ta’la. Bahkan hal ini juga berlaku untuk Nabi kita Muhammad shallallhu ‘alayhi wa sallam. Raslullh shallallhu ‘alayhi wa sallam diperingatkan oleh Allh Subhnahu wa Ta’la: “Jika engkau wahai Muhammad, melakukan kesyirikan dalam beribadah (beribadah kepada Allh tapi pada saat bersamaan juga beribadah kepada selain Allh inilah yang dinamakan dengan kesyirikan) maka sungguh amalanmu akan terhapus dan sungguh engkau akan benar-benar merugi.” (QS Az Zumar: 65) Maka kokohkanlah amal ibadah anda jangan sampai terkikis akibat kesyirikan. Ikhlskan selalu amal ibadah hanya untuk Allah Subhnahu wa Ta’la. Ikhlskan selalu, murnikan ibadah hanya untuk Allh Subhnahu wa Ta’la. Jauhkan 2 (dua) hal:1. Ingin dapat pujian dari manusia.2. Ingin dapat hadiah dari manusia. Karena Imm Ibnu Qayyim rahimahullh Ta’la pernah menyebutkan makna ikhls adalah: “Jangan sampai engkau menuntut seseorang melihat amal ibadahmu selain Allh Subhnahu wa Ta’la dan jangan sampai engkau menuntut seseorang memberikan ganjaran atas amal mu selain Allah Subhnahu wa Ta’la.” Inilah orang yang ikhlas! Tidak meminta ada yang menuntut melihatnya kecuali Allh Subhnahu wa Ta’la. Tidak meminta ganjaran kecuali hanya dari Allh Subhnahu wa Ta’la. Semoga amal ibadah kita tetap kokoh sehingga pahalanya yang kita dapatkan sempurna.

Jangan Tertipu dengan Merasa Banyaknya Amalan Kebaikan

Allah azza wajalla berfirman: “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar.” (QS. Ali Imran: 142) Tadabbur ayat: 1. Siapa yang ingin masuk surga, maka hendaklah ia bersiap melalui jalan yang terjal dan sulit serta bersabar untuk tidak melakukan maksiat yang amat lezat dipandang mata. Syaikh Ali ath-Thantawi rahimahullah berkata: Maka siapa saja yang lebih ingin bersantai-santai, dan tidak ingin terganggu, tidak ingin menyelisihi jiwanya, tidak mau bersabar atas kerasnya ujian, maka orang seperti ini tidak akan bisa menapaki jalan menuju surga. Sesungguhnya siapa saja yang ingin menapaki jalan menjuju surga, maka hendaknya ia mempersiapkan diri untuk merasakan lelah, siap menghadapi ujian yang berat, dan hendaknya ia bersabar untuk tidak mendekati kemaksiatan yang begitu lezat dalam pandangannya, serta bersabar dalam melaksanakan ketaatan yang terasa berat, hendaklah ia tidak bermalas-malasana dalam melakukannya. (Nur Wa Hidayah: 240-241) 2. Balasan yang besar akan didapatkan melalui perjuangan dan pengorbanan yang besar pula. Imam al-Ghazali rahimahullah berkata: Orang-orang yang berakal itu merasa malu jika mencari barang yang mahal lalu ingin membayarnya dengan harga yang sangat murah. (Liyaddabbaru Aayatih: 138) 3. Diantara manusia ada yang tertipu oleh amalannya, mereka berfikir dengan amalan-amalan kebaikannya itu mereka sudah dapat menjamin dirinya untuk masuk ke dalam surga, lalu mereka lupa akan dosa-dosanya yang begitu banyak atau meremehkan dosa-dosa kecil yang dilakukannya berulang-ulang.

Dosa dan Ketaatan Menjadi Penentu Bahagia atau Binasa

Sahabat, Sebagai seorang hamba yang beriman hendaklah kita memahami bahwa kebahagiaan dan kemuliaan seseorang sangatlah erat kaitannya dengan ketaatan seorang hamba kepada Rabbnya. Artinya siapapun yang menginginkan kebahagiaan dan kemuliaan di dunia dan di akhirat maka ia harus memahami bahwa kebahagiaannya itu diperoleh karena ketaatannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seberapa besar ketaatannya kepada Allah sebesar itu pula kebahagiaan yang ia dapatkan. Begitu pun sebaliknya, kebinasaan seorang hamba berkaitan dengan kemaksiatan dan dosa-dosa yang ia lakukan. Seberapa besar dosanya, sebesar itu pula kebinasaan dan kehancuran akan menghampirinya di dunia dan di akhirat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.” (QS. Asy-Syams: 9-10) Ayat ini menunjukan bahwa seseorang akan beruntung jika ia mensucikan dirinya, dan sebaliknya ia akan merugi jika mengotori dirinya. Dengan demikian hubungan antara ketaatan dan kebahagiaan, Antara dosa dan kebinasaan sangat erat kaitannya. Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata: Bahwasanya jika Allah Subhanahu wa Ta’ala menginginkan kebaikan pada hamba-Nya, Dia akan membuat hamba itu lupa pada pandangan ketaatan pada-Nya, lalu mengangkat itu dari hati dan lisannya. Hingga apabila hamba itu telah diuji dengan satu dosa, ia akan menjadikan dosa itu selalu berada di pelupuk matanya, ia melupakan semua ketaatannya (karena mengira dirinya akan binasa, lalu ia menjadi sedih karena dosa yang ia lakukan itu. Akhirnya, ia terus memikirkan dosanya itu, serasa dosa itu selalu berada di hadapannya, apabila ia berdiri, duduk, pulang ataupun pergi. Karena itu, hal inilah yang menjadi rahmat baginya. Sebagian perkataan ulama salaf, Maka tanda-tanda kebahagiaan adalah ketika seorang hamba menjadikan kebaikan-kebaikan yang dilakukannya serasa berada di belakangnya sedang kesalahan-kesalahannya berada di pelupuk matanya. Adapun tanda-tanda kebinasaan adalah ketika seseorang menjadikan kebaikan-kebaikannya selalu berada di pelupuk matanya, sedang kesalahan-kesalahannya berada di belakanngnya (melupakannya). Wallahul musta’an. Sahabat, Jangan pernah berputus asa dari rahmatnya, dan jangan pernah kita berbangga diri dengan banyaknya amalan-amalan baik yang kita lakukan. Tetaplah merendah hati, karena sesungguhnya orang-orang yang mulia itu selalu terhiasi dengan kerendahan hati dan jauh dari sifat sombong. Mari selalu beristighfar, Semoga Allah memasukkan kita semua ke dalam surga-Nya dan menjauhkan kita dari neraka-Nya walau sekejap mata. Aamiin.

5 Amalan Istimewa di Hari Jum’at, Sesuai Sunnah Rasulullah SAW

Sahabat, Hari jum’at merupakan hari yang istimewa bagi kaum muslimin, Disebut istimewa karena banyaknya amalan-amalan yang jika dilakukan akan mendatangkan pahala yang besar dan mendapat keberkahan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Disebutkan dalam sebuah hadits, “Hari terbaik dimana matahari terbit di hari itu adalah hari jum’at. Di hari itu Adam diciptakan, di hari itu pula Adam dimasukkan ke dalam surga dan juga dikeluarkan dari surga. Dan kiamat tidak akan terjadi kecuali pada hari jum’at” (HR. Muslim). Apa saja amalan istimewa di hari jum’at yang bisa kita lakukan, diantaranya; 1. Membersihkan DiriMembersihkan diri di sini maksudnya bukan berarti bahwa kita harus senantiasa menjaga kebersihan diri atau jasmani pada hari jum’at saja, namun pada hari jum’at ada amalan istimewa yang bisa kita kerjakan untuk mendapat keistimewaan pada hari jum’at, yaitu membersihkan diri dengan total, seperti mandi keramas, memotong kuku, dan sebagainya. Hal ini didasarkan pada sebuah hadits, “Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mandi pada hari jum’at, maka ia mandi seperti mandi janabah…” (HR. Bukhari dan Muslim). Biasanya, bagi kaum adam yang akan menjalankan shalat jum’at, akan mandi keramas dan memakai wangi-wangian, hal tersebut berdasarkan pada hadits, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mandi pada hari Jum’at dan bersuci semampunya, lalu memakai minyak rambut atau minyak wangi kemudian berangkat ke masjid dan tidak memisahkan antara dua orang, lalu shalat sesuai dengan kemampuan dirinya, dan ketika imam memulai khutbah, ia diam dan mendengarkannya maka akan diampuni dosanya mulai Jum’at ini sampai Jum’at berikutnya.” (HR. Bukhari dan Muslim). 2. Membaca Surat Al-KahfiAmalan istimewa yang dianjurkan untuk dilakukan pada hari jum’at adalah membaca Surat Al-Kahfi. Hal ini didasarkan pada hadits, Dari Abu Sa’id Al Khudri, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa membaca surat Al Kahfi sebagaimana diturunkan, maka ia akan mendapatkan cahaya dari tempat ia berdiri hingga Mekkah. Barangsiapa membaca 10 akhir ayatnya, kemudian keluar Dajjal, maka ia tidak akan dikuasai.” 3. Memperbanyak Berdo’aSalah satu waktu mustajab untuk berdo’a atau memohon kepada Allah adalah pada hari jum’at. Dimana hal tersebut juga telah diriwayatkan dalam sebuah hadits, Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membicarakan mengenai hari Jum’at lalu ia bersabda, Di dalamnya terdapat waktu. Jika seorang muslim berdoa ketika itu, pasti diberikan apa yang ia minta” Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut.” (HR. Bukhari no. 935 dan Muslim no. 852, dari sahabat Abu Hurairah). Waktu-waktu mustajab untuk berdo’a memang sebaiknya kita manfaatkan semaksimal mungkin untuk pasrah dan memohon kebaikan pada Allah, karena pada waktu-waktu tersebut, besar kemungkinan bahwa Allah akan mengabulkan do’a-do’a kita dan memberikan keberkahan dalam kehidupan kita. 4. Memperbanyak Shalawat NabiBershalawat kepada Rasulullaah SAW adalah sebuah amalan yang bisa kita lakukan kapanpun dan dimanapun kita berada. Namun pada hari jum’at, ada keistimewaan dimana kita dianjurkan untuk memperbanyak bershalawat nabi pada hari itu. Hal ini didasarkan pada sebuah hadits, “Dari Abu Umamah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Perbanyaklah shalawat kepadaku pada setiap Jum’at. Karena shalawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap Jum’at. 5. Membaca Surat Al-Ikhlas, An-Nas, Al-Falaq Masing-Masing 7 KaliSelain empat amalan di atas, ada satu lagi perbuatan istimewa yang bisa dilakukan di hari Jumat. Hal tersebut adalah dengan membaca 3 surat penghujung Al-Qur’an yakni An-Nas, Al-Falaq, dan Al-Ikhlas masing-masing 7 kali. Ada pun waktu pelaksanaannya adalah setelah Sholat Jumat, tepatnya boleh dilakukan sesaat setelah salam Ada banyak riwayat tentang keutamaan membaca tiga surat ini di waktu setelah Sholat Jumat. Jadi, diketahui barang siapa melakukan amalan ini, maka Allah akan menjaga diri, keluarga dan harta para pengamalnya. Di riwayat lain ada yang mengatakan Allah akan mengampuni sampai datang hari Jumat lagi. Nah, itulah beberapa amalan istimewa yang dianjurkan untuk kita lakukan di hari jum’at. Seperti yang dicontohkan dan dianjurkan oleh Rasulullaah SAW. Dan siapakah yang lebih baik untuk kita jadikan teladan selain beliau? Semoga bermanfaat