SRAGEN (ulurtangan.com)- Masjid Al Barokah, Desa Dondong, Gilirejo Baru, Miri, Sragen membutuhkan Wakaf Sumur untuk kebutuhan bersuci dan kemanfaatannya untuk warga sekitar. Berada di pinggiran Waduk Kedung Ombo, pembuatan Sumur dalam dan perangkat lainnya seperti Tandon air, instalansi pipa dan menaikkan daya listrik diperkirakan membutuhkan biaya 35 juta rupiah.
Harapan kami sebagai warga dan Takmir Masjid, disini ada Wakaf Sumur bor, dengan perkiraan sedalam kurang lebih 100 meter. Sedang warga disini kebanyakan sumur nya itu hanya 20an meter, yang ketika musim kemarau airnya surut bahkan habis. tutur Ustadz Muhammad Amin, Takmir Masjid Al Barokah, Senin (15/7/2024).
Menurut Ustadz Amin, Air bersih akan memberikan dampak baik bagi kebutuhan utama Warga Desa Dondong. Selain menguatkan dakwah Masjid, juga akan dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari warga sekitar. Apalagi, ia sedang mendidik anak-anak belajar membaca Al Quran. Tak luput, ibu-ibu juga digembleng dengan pengajian rutin agar semakin faham akan ilmu Islam.
Maka bantuan pengadaan Sumur akan menjadi ladang amal jariyah yang tidak akan pernah putus selama air itu digunakan untuk Masjid dan diambil warga untuk keperluan minum, masak dan mencuci. Sebagaimana Nabi mengajarkan untuk bersedekah air dengan menggali sumur.
Dari Sa’ad bin ‘Ubadah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أُمَّ سَعْدٍ مَاتَتْ فَأَىُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ « الْمَاءُ ». قَالَ فَحَفَرَ بِئْرًا وَقَالَ هَذِهِ لأُمِّ سَعْدٍ
“Wahai Rasulullah, bahwasanya Ummu Sa’ad (ibundaku) meninggal dunia. Sedekah apakah yang afdal untuknya?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Sedekah air.” Lantas Sa’ad pun menggali sumur untuk ibunya, lalu ia mengatakan, “Ini sumur untuk Ummu Sa’ad (ibundaku).” (HR. Abu Daud).
WILAYAH MASJID PINGGIRAN WADUK, DAMPAK KEMARAU WARGA KRISIS AIR BERSIH
Pasca proyek pembangunan Waduk Kedung Ombo, beberapa Desa termasuk Desa Dondong terpisah dari wilayah satu Kecamatan Gilirejo. Pemekaran itu pun oleh pemerintah akhirnya dinamai Gilirejo Baru, Miri, Sragen. Warga yang mayoritas petani dan ternak, sebagian mulai mengandalkan pencari ikan karena wilayah mereka berada di pinggiran Waduk.
Muncul permasalahan warga mana kala datang musim kemarau, air bersih menjadi langka. Yang bisa diandalkan dengan membeli air ke daerah yang sangat jauh, namun sesekali datang bantuan truk tangki air bersih yang tidak pasti kehadirannya. Salah satu warga Desa Dondong mengatakan bahwa seumur hidupnya bisa dihitung dengan jari terkait bantuan air bersih itu.
Kalau kemarau warga sini ngangsu (cari air) ke wilayah jauh yang disana ada pamsimas (sumur dalam yang dibikin oleh pemerintah). Bantuan truk tangki air juga ada, tapi sini bagian terakhir. Sering banyak warga nggak kebagian. ujar Tarmidi.
BERAWAL DARI PANGGUNG KAYU, MASJID AL BAROKAH KINI SANGAT BUTUH PENGADAAN SUMUR
Desa Dondong bercokol Masjid Al Barokah yang sedang merangkak perbaikan. Namun demikian geliat dakwah sudah mulai berkembang. Dahulu sekitar tahun 80-an, Keluarga Pardi mewakafkan sebagian teras rumah untuk bangunan Mushala berbahan bambu dan kayu seadanya. Hanya keluarga yang menggunakan tempat ibadah itu.
Seiring waktu, Mushala direnovasi pada tahun 1995 menjadi Masjid berdinding kayu dan berlantai papan. Warga Dondong menggunakan bersama dan secara swadaya mengembangkan Rumah Allah tersebut. Di tahun 2009, warga kembali secara swadaya merenovasi menjadi bangunan permanen berdinding baru bata dan kini sudah berlantai granit hasil sumbangan donatur, meski kondisi sumur numpang rumah warga.
Saat ini sangat membutuhkan Wakaf Sumur untuk kebutuhan bersuci dan kelak bisa dipergunakan oleh warga juga saat muslim kemarau tiba. Pasalnya wilayah Dondong sering kesulitan air bersih terlebih musim kemarau.
