BANYUMAS (Ulurtangan.com)- Kejadian tragis menimpa keluarga Muhammad Zulfadli Fayat (8) asal Padangjaya, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap. Ketika hendak membesuk kakak-kakaknya yang di Pondok Al Ittiba' Sumpiuh, Banyumas, bersama bapak, ibu dan kakaknya, mereka mengalami kecelakaan di jalan Wangon-Jatilawang, Banyumas, hingga mengakibatkan 3 orang tewas (Bapak, Ibu dan Zulkarnaen-Kakak Fayat), Ahad siang (21/1/2024).
Awalnya mereka sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk berkunjung membesuk keluarga yang sedang menimba ilmu di pesantren sekaligus menghadiri undangan pengajian yang digelar oleh pihak pesantren. Di tengah perjalanan tepatnya di pertigaan Desa Margasana, Jatilawang mereka terlibat kecelakaan dengan mobil dan bus.
Insiden itu juga terekam oleh CCTV yang memperlihatkan mobil jenis Avanza melaju pelan dari arah utara ke selatan, berbelok ke arah timur hendak masuk ke jalan raya. Sedang Bus yang melaju berkecepatan sedang dari timur ke arah barat. Sementara itu, satu keluarga dengan motor metik terlihat cepat dan berusaha menghindari mobil namun membentur bodi depan mobil.
Kecelakaan pun tak terhindari hingga motor oleng ke kanan. Berbarengan dengan kejadian tersebut, muncul bus Sumber Alam dari arah berlawanan. Sepeda motor yang oleng itu lantas tertabrak bus. Motor metik yang mereka tumpangi pun remuk tak berbentuk. Fayat sendiri ditolong warga dalam kondisi kaki kanan remuk, putus terlihat tulang dan sebagian jari-jari kakinya hilang berceceran.
Saksi mata, Minal Aidin pemilik bengkel di depan TKP mengatakan saat di dalam bengkel ia mendengar suara keras benturan, ia langsung lari keluar. Hingga arus lalu-lintas mulai macet, ia melihat 3 orang sudah terkapar di jalan.
Saya pas didalam dengar bunyi bruaakkk... langsung keluar saya. Kemudian saya lihat kaki disini, orangnya disitu, ada tiga itu disitu, banyak darah dan potongan daging berhamburan. Saya ambil kardus bekas wadah oli kan, langsung saya tutupi bersama warga yang berkerumun disini. Astaghfirullah.. astaghfirullah saya ngomong terus begitu, saya pikir cuman tiga. Ternyata ada satu lagi anak yang didekat mobil itu kaki kanannya patah. Diangkat sama orang saya diminta nyalain mobil saya, suruh angkut anak itu, trus kami bawa ke puskesmas sini, Margasana. Yang membuat saya trenyuh itu anaknya ini nanyain terus mana Abi, Umi... Kakak, di mobil ya tanya gitu terus. Saya bilangin nanti Abi, Umi kesini, begitu mas, ujar Aidin.
MALAM HARI, 3 JENAZAH KELUARGA FAYYAT DIMAKAMKAN DI DESA PADANGJAYA, WARGA GEMPAR
Prosesi pemakaman keluarga Fayat dilakukan di rumahnya di Desa Padangjaya, Majenang. Semua jenazah dikubur di makam yang sama di Desa setempat hingga kabar itu membuat gempar tetangga. Sebab iring-iringan 3 ambulan memenuhi jalan desa pada malam hari dimana warga sudah mulai berkumpul di rumah duka.
Zufar, kakak nomor 3 menceritakan bahwa ia diberitahu pihak pesantren tentang tragedi kecelakaan yang menimpa keluarganya usai pengajian. Waktu yang ditunggu-tunggu jadwal besukan dengan bapak ibunya yang seharusnya meluapkan rasa rindu, berubah 180 derajat menjadi suasana duka.
Saya diberitahu kalau Abi dan Umi kecelakaan di daerah Jatilawang. Bersama pihak pondok dan kakak saya lainnya, kami bertiga ke Puskesmas Jatilawang. Tapi kami belum boleh melihat Abi dan Umi, dan saya sudah dikabari kalau Abi, Umi dan Adik saya sudah meninggal. Ada ambulan tiga yang membawa jenazah keluarga menuju rumah sakit untuk memandikan dan mengkafani Abi, Umi dan Zul, adik saya. ucap Zufar pada relawan Ulurtangan.
Selesai dikafani, ketiga jenazah dibawa menuju rumah duka pukul 9 malam dan sampai disana sekitar pukul 11 malam. Selang satu jam, jenazah langsung dikebumikan di makam yang menempuh waktu 12 menit. Alhamdulillah, ketiga kakak Fayyat bisa sabar menghadapi ujian ini. Rasa kesedihan terus dipupuk dengan kesabaran dan ikhlas menerima takdir dari Allah.
Kakak yang pertama langsung balik ke Majenang mengurusi di rumah dengan keluarga Abi untuk mempersiapkan pemakaman. Saya ikut ambulan Abi menuju ke Majenang. Sampai di rumah sudah banyak warga dan keluarga Abi, ya sekitar jam 11 malam apa ya. Baru pukul 12 malam langsung itu dibawa ke makam keluarga. ujar Zufar.
JADI YATIM PIATU KEHILANGAN ORTU, FAYAT PUN MERELAKAN KAKI KANAN DIAMPUTASI
Kecelakaan yang dialami Fayat sungguh mengerikan. Ujian dari Allah itu merenggut nyawa Bapak, Ibu dan Kakak Fayat di lokasi kejadian. Tak hanya itu, Fayat pun harus merelakan kaki kanannya diamputasi karena dari betis hingga ujung kaki remuk tak bisa dikembalikan lagi.
Di rumah singgah kini ia sedang menjalani masa rehabilitasi. Karena pihak rumah sakit menyarankan untuk tidak menanyakan kejadian tersebut sebab masih trauma. Fayyat hingga kini belum mengetahui jika Bapak, Ibu dan Kakaknya meninggal dunia.
Kakak Fayyat yang meninggal bernama Zulkarnaen sangat dekat dengannya karena umur hanya terpaut 2 tahun. Setiap hari ia bermain dengan kakaknya tersebut. Pantas kerinduan Fayyat sangat menyayat hati kakak-kakaknya yang lain.
Pas selesai operasi diamputasi itu, Fayyat menanyakan Zul. Nampaknya ia kangen, tapi belum kita beritahukan. Ia sering kali menanyakan kakaknya itu. Karena saat ini fokus kesembuhan, jadi biarlah nanti tahu sendiri saja. Mohon doa nya kepada kaum muslimin dan juga dukungannya kepada keluarga kami. Hanya tinggal doa saja satu-satunya senjata kami dan biar terus sabar menghadapi cobaan ini, tutur Zufar.
Sahabat, Mari ulurkan tangan kita bantu Muhammad Zulfadli Fayyat (8), agar segera sembuh dan bisa kembali belajar. Ia akan membutuhkan kaki palsu dan biaya sekolah, karena menjadi yatim piatu.
“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barang siapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat...” (HR Muslim).
Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam” (Muttafaq ‘Alaih).